Kamis, 19 Maret 2015

RESENSI NOVEL SHADOW LIGHT




I.IDENTITAS BUKU
Judul Buku                  : Shadow Light
Pengarang
                   : Putu Felisia
Tahun Terbit
                : 2011
Penerbit
                       : Gradien Mediatama
Tebal Halaman
            : 280
ISBN
                           : 978-602-208-013-8

II. SINOPSIS
“Dia Shadow… Dan, aku Light.
Cahaya dan bayangan, selamanya akan bertentangan.”

Seolah ditakdirkan, Lee Shin beserta identitas rahasianya, Detektif Light, selalu berupaya mengalahkan Shadow, pembunuh bayaran yang selalu mengalahkannya. Selama sepuluh tahun, menangkapShadow telah menjadi obsesi Shin, walau dia harus mempertaruhan semua… pikiran, perasaan, bahkan nyawanya.

Shin hampir putus asa saat dikeluarkan dari tugas lapangan. Namun, takdir menariknya kembali pada Shadow. Bersamaan, muncul seorang gadis bermata sendu dengan aura kematian yang menyengat Shin. Agni, gadis misterius itu, membawanya terlibat dalam kasus pembunuhan. Perlahan, bersama Agni, dia memasuki dunia rumit organisasi Death Hand—Tangan Kematian yan bertanggung jawab atas berbagai pembunuhan yang terjadi di berbagai penjuru dunia.
***
            Sehari-hari Lee Shin dikenal sebagai wartawan media grup Siddharta Corp. Suatu pekerjaan yang menjemukan baginya, karenannya ia lebih menikmati pekerjaan sebenarnya sebagai agen International Secret Agency for a very secret Mission (ISM). Di ISM inilah, Lee Shin mempunyai nama kode Light.
            Beberapa waktu sebelumnya, ia harus berhadapan dengan musuh bebuyutannya, Shadow, alias Joong. Sebuah peluru telah mengenai kepala Shin dan sebaliknya, sebuah peluru juga membuat Joong terluka parah. Sejak saat itu ia dibebastugaskan untuk pekerjaan lapangan oleh Ochid, atasannya di ISM.
            Takdir rupanya masih mempertemukan Shin dengan kelompok Death Hand, kelompok pembunuh bayaran yang dikepalai, Taejo Yamada, tempat Joong bergabung. Death Hand mempunyai rencana akan membunuh pengusaha Wijaya Wangsattama. Namun anehnya, ada salah satu pembunuh mereka yang mencoba melindungi pengusaha tersebut. Pembunuh tersebut bernama Agni. Shin akhirnya memahami kenapa Agni melindungi pengusaha tersebut. Wijaya Wangsattama adalah ayah tiri Agni. Perkenalan dengan Agni membuat Lee Shin menjadi jatuh hati pada gadis itu. Di kemudian hari, Shin mendapatkan kenyataan kalau Agni adalah kekasih Joong. Ia kuatir kalau Agni akan membencinya jika dia tahu bahwa Shin adalah penembak Joong.
           
Suatu saat Shin menyadari bahwa sebenarnya sasaran pembunuhan bukan Wijaya Wangsattama melainkan Agni. Rencana pembunuhan ini dilaksanakan oleh Phoenix, seorang wanita anggota Taejo Yamada dari kelompok Thunder. Disaat-saat genting, ketika Phoenix akan menghabisi nyawa Agni, kelompok Deathloard muncul. Deathloard tidak terima jika Agni akan dibunuh oleh kelompok Thunder maka kedua kelompok ini bertarung dan dimenangkan oleh Deathloard yang dipimpin oleh Ren Raizo.
III.PENILAIAN TERHADAP NOVEL
A.KELEBIHAN
            Pembukaan novel cukup menarik ala film-film Hollywood. Dibuka dengan adegan pembunuhan. Tokoh utama langsung diperkenalkan.
Plot lumayan maut. Banyak percabangan masalah yang cukup bagus untuk mendukung cerita.
            Sementara untuk masalah asmara baik Agni-Lee dan Agni-Joong kurang greget. Chemistry mereka masih kurang. Jika saya melihat struktur ceritanya, sebetulnya ada celah bagus mengolah asmara Agni dan Joong.
            Akhir cerita bagus. Saya suka. Setidak-tidaknya saya terkecoh. Saya pikir Lee Shin dan Agni akhirnya bersatu ternyata tidak. Bahkan kemunculan Ren di akhir cerita menimbulkan misteri. Sepertinya penulis memberi isyarat ceritanya belum selesai sampai disini.
            Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju.
Dalam melukiskan tokohnya, pengarang menggambarkan pikiran dan semangatnya. Gambaran pengarang terhadap tokohnya tegas dan konsekuen.


B. KEKURANGAN

Gaya bahasa yang digunakan pengarang membuat pembaca tidak mengerti dan harus menerka apa maksudnya, karena pengarang banyak menggunakan ungkapan atau kata kunci dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris.

IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
Novel ini mengandung amanat yang mengajarkan kepada kita untuk berbagi, menghargai, setia dan mau berkorban untuk orang lain.
Hal yang menarik dari cerita ini adalah permainan perasaan dan imajinasi pengarang yang memberikan suasana romantis namun penuh kewaspadaan.
b. Saran
Namun, dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat pembacanya mendapat kesulitan dalam menangkap maksud pengarang, terutama karena banyaknya penggunaan ungkapan atau kata kunci dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris. Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat, membuat cerita ini terasa berat. Meski demikian, cerita ini tetap memikat. Oleh karena itu, saya menyarankan agar penulis mengurangi pemakaian Bahasa Asing, karena tidak semua masyarakat Indonesia bisa mengerti Bahasa Asing tersebut.


2 komentar:

mey mengatakan...

minta linkx donk

Unknown mengatakan...

http://cerpennano.blogspot.co.id/2015/03/resensi-novel-shadow-light.html?m=1

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates